SYARAT
PERTUMBUHAN
1.1. Iklim
a) Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan jamur ini berkisar antara
22-28 derajat C.
b) Kelembaban udara ideal berkisar antara 80-90% agar diperoleh
pertumbuhan yang baik.
1.2. Media Tanam
Di
alam asli, jamur kuping tumbuh menempel pada kayu-kayu yang telah lapuk. Oleh
karena itu, dahulu jamur ini dibudidayakan dengan cara ditanam pada potongan
kayu gelondongan berdiameter 10-20 cm. Saat ini, kayu gelondongan sulit dicari,
dan harganya tinggi, maka dicaril media tanam lain, dari bahan limbah organik,
seperti serbuk gergaji, ampas sagu, pucuk tebu, kertas bekas atau kertas koran,
dan kapas bekas pabrik pemintalan. Ternyata kayu karet merupakan jenis kayu
yang paling baik untuk pertumbuhan jamur kuping. Setelah disiram atau terkena
air hujan, selang beberapa bulan jamur kuping akan tumbuh pada batang kayu
tersebut.
1.3. Ketinggian Tempat
Jamur
kuping dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi.
II. PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
2.1. Pembibitan
Bibit
jamur kuping agak sulit diperoleh, untuk mendapatkannya dapat menghubungi Dinas
Pertanian Bogor untuk menanyakan pengusaha bibit jamur kuping ini. Bibit jamur
kuping diperoleh dengann cara khusus, teknologinya berbeda sama sekali dengan
teknik produksinya. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan jamur tidak
pernah/jarang membibitkannya sendiri, melainkan dengan membelinya dari
pengusaha pembibitan. Maka disarankan untuk membeli bibit jamur sehingga
kualitas bibit akan lebih terjamin, dan dengan cara demikian dapat lebih
kosentrasi pada usaha produksi.
2.1.1 Persyaratan Bibit
Bibit
jamur kuping berbiak dengan sporanya. Spora ini disimpan di dalam kuping (tubuh
buah). Maka untuk mengambil sporanya, tubuh buah jamur kuping tersebut harus
dicincang dengan pisau sampai lumat. Agar diperoleh bibit jamur kuping yang
baik, irisan-irisan jamur tersebut sebelum dimasukkan dalam botol harus
dikeringkan dengan jalan diangin-anginkan.
2.1.2. Penyiapan dan Pembuatan Bibit
Cara
membuat bibit jamur kuping (lember):
a) Kumpulkan jamur-jamur yang sudah tua.
b) Jamur tersebut diiris sampai lumat dengan pisau, agar spora
berukuran 0,15 mm dapat rontok, lalu kumpulkan untuk dikeringkan.
c) Irisan kering yang bercampur dengan spora tersebut dimasukkan
dalam botol yang sudah disterilkan dengan cara diuapi atau dikukus.
d) Bibit yang telah siap dimasukkan dalam lubang bibit pada batang
kayu yang sudah disiapkan.
Lubang
bibit dapat dibuat/dicungkil dengan pisau ukuran: 1x1x1 cm. Gunakan tusuk sate
untuk memasukkan bibit spora ke dalam lubang kayu yang sudah disiapkan. Tutup
kembali lubang tersebut dengan sisa kayu penutup lubang. Tusuk sate tersebut
harus bersih dengan cara harus dicelupkan dahulu ke dalam air panas sebelum
dipergunakan.
2.1.3. Media Tumbuh Bibit
Bahan
untuk media tumbuh adalah potongan kayu, panjang kira-kira 1 meter, diameter
15-20 cm. Kayu dipilih yang agak kuat, mulai tua dan tidak mudah keropos. Kayu
dipilih dari jenis saninten, riunggunung atau sarangan.
2.1.4. Kuantitas bibit
Untuk
budidaya jamur kuping dengan cara tradisional: dibutuhkan sebanyak 1 botol susu
bibit (0,5 liter) untuk menginokulasi 0,5 meter kubik kayu.
Untuk
budidaya jamur kuping dengan cara modern (menggunakan serbuk gergaji):
dibutuhkan bibit sebanyak 1 botol = ±
0,5 kg untuk menginokulasi 1.000 kantung. Jadi rata-rata per kantung
membutuhkan 0,5 gram bibit. Bila bibit berbentuk cairan, cukup disuntikkan 2-3
cc bibit/kantung.
2.2. Pengolahan Media Tanam
2.2.1. Cara Tradisional dengan Kayu
1. Cari kayu yang berdaun lebar (sebesar betis), kemudian di
potong-potong sepanjang 50-100 cm.
2. Biarkan di alam terbuka sampai kering.
3. Setelah kering betul, direndam 2 X 24 jam.
4. Lubangi permukaan kayu dengan bor dengan garis tengah 10-12 mm,
dalamnya 2,5-3 cm, jarak antar lubang 15-20 cm.
5. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan menggunakan
pinset yang telah disterilkan, kemudian ditutup dengan lilin cair. Satu botol
susu bibit ( 0,5 liter) untuk 0,5 meter kubik kayu.
6. Simpan dalam ruangan dengan suhu antara 25-28 derajat C.
7. Apabila sekitar lubang sudah menjadi putih warnanya, pindahkan ke
tempat pemeliharaan yang sudah disiapkan, yang bersuhu di bawah 28 derajat C
dengan kelembaban 90%. Di simpan berdiri dengan jarak antara lubang 10 cm.
8. Pada bulan ke 2, jamur mulai tumbuh dan dapat di panen selama 2-3
tahun.
2.2.2. Cara Modern dengan Media Serbuk Gergaji
Bahan
campuran digunakan: 100 kg serbuk gergaji, 10 kg dedak halus, 1,5 kg gips, 0,5
kg kalsium karbonat, 0,5 kg TSP dan air secukupnya.
Adapun
cara pembuatan media adalah sebagai berikut:
a) Semua bahan dicampur jadi satu, sambil diberi air sedikit demi
sedikit sampai menjadi adonan yang tidak terlalu lembek tapi juga tidak terlalu
kering.
b) Media tumbuh jamur dimasukkan ke dalam kantung plastik tahan
panas, diameter 25 cm, panjang 35 cm.
c) Media dipadatkan, lalu diikat dan diberi ‘leher’.
d) Tiap kantung diisi ±
1 kg. Satu paket campuran media tanam dapat digunakan untuk ± 96 kantung plastik.
e) Media dalam kantung plastik disterilkan dengan uap air panas
(dikukus pada suhu 100-110 derajat C
selama 2-4 jam.
f) Setelah itu, media disimpan dalam ruang inokulasi bebas dari
spora jamur liar yang tidak dikehendaki.
g) Selanjutnya, media diberi bibit jamur kuping pada suhu 30-34
derajat C. Satu botol bibit berisi ± 0,5 kg dapat menginokulasi 1.000 kantung. Jadi rata-rata per
kantung membutuhkan 0,5 gram bibit. Bila bibit berbentuk cairan, cukup
disuntikkan 2-3 cc bibit/kantung.
Adapun
prakiraan produksi panen dengan cara modern ini adalah dengan berat media
tumbuh 1 kg menghasilkan 0,6 kg selama 15 minggu, sedangkan untuk 1000 kg media
tumbuh menghasilkan 600 kg dengan lama pemanenan 15 minggu.
2.3. Teknik Penanaman
a) Di buat
kuda-kuda yang tingginya 1 meter, letakkan di bawah naungan pepohonan, supaya
tempat tumbuh jamur kuping tetap lembab, tidak kena sinar matahari langsung.
b) Potongan-potongan kayu saninten atau kayu lainnya yang panjangnya
1-1,2 meter (usahakan kulitnya tidak rusak dan pada salah satu sisinya.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
Tumbuhnya
jamur kuping memerlukan kelembaban, yang dijaga dengan jalan penyiraman. Bila
musim hujan, penyiraman cukup dilakukan 4 kali dalam seminggu. Selain
penyiraman, juga perlu pengontrolan agar tanaman jamur kuping terjaga dari
gangguan-gangguan lainnya. Usahakan agar potongan-potongan kayu yang
disandarkan tidak roboh.
Kira-kira satu minggu atau lebih sudah mulai
bermunculan tunas-tunas jamur kuping pada celah-celah kulit kayu yang
pecah-pecah karena proses pembongkaran sebagai calon kayu keropok.
2.5. Hama dan Penyakit
2.5.1 Hama
a) Tikus
Bisa di berantas dengan diberi umpan yang di bubuhi racun
(phiosphit) atau kleratfam.
b) Serangga/kutu
dan kecoa
Ruangan shed di semprot dengan formalin 0,1-0,2%.
2.5.2 Penyakit
a) Corpinus
Jamur padi liar, tumbuhnya berkelompok dan biasanya lebih cepat
tumbuh dari pada Jamur kupingnya. Penyebab: (1) tidak
dijalankannya pasteurisasi; (2) jalannya pasteurisasi kurang sempurna; (3)
kontaminasi baik dari alat-alat, rak-rak shed, bibit yang kurang. Pengendalian:
(1) preventif: shed sebelum dimasuki kompos terlebih dahulu disemprot dengan
kadar 2-3% atau shed kosong, terlebih dahulu dipasteurisasi sampai temperatur
60-70 derajat C; menjaga kebersihan alat-alat fisik manusia, bibit dll;
usahakan pasturisasi berjalan sempurna; (2) curatif :kompos yang terken
serangan (penicilium) di pisahkan dan dibuang; untuk coprinus selalu di
usahakan dicabut dan dibuang bersih.
b) Penicilium
Jamur penisilin, warnanya hijau menempel pada jerami dan bisa
mengalahkan mycelium jamur kuping. Penyebab: sama seperti
corpinus. Pengendalian: sama seperti corpinus.
2.6. Panen
2.6.1. Ciri dan Umur Panen
Pemungutan hasil dilakukan kira-kira 3 sampai 4
bulan kemudian, pada saat jamur kuping cukup besar dan dapat dikonsumsi serta
dipasarkan.
2.6.2. Periode Panen
Panen jamur kuping dari kayu gelondongan
dilakukan satu kali dalam sebulan. Pemanenan dapat dilakukan sampai umur 2
sampai 3 tahun.
2.7. Pascapanen
2.7.1. Penyimpanan
Setelah
panen sebaiknya, langsung terjual. Apabila masih tertunda 1 hari 1 malam, bisa
direndam dalam bak yang berisi air bersih, semakin lama perendamannya, kualitas
jamur segar akan menurun.
Ada
beberapa cara memperpanjang daya tahan jamur kuping adalah sebagai berikut:
a) Bungkus dalam cheese cloth (kain batis) kemudian simpan dalam
refrigator pada suhu udara 15 derajat C.
b) Dikemas dalam styrofoam chest dengan meletakan es pada dasar kotak
styrofoam.
c) Dikemas dalam wadah datar yang dialasi daun pisang.
Stadia
kancing dari jamur kuping untuk dapat bertahan dalam keadaan segar adalah 4
hari, suhu udara harus dijaga 15 derajat C dengan kelembapan udara yang tinggi.
Kondisi ini dapat diperoleh dengan cara pengemasan jamur kuping dalam styrofoam
cooler yang diberi es pada dasarnya. Pada suhu 5 derajat C akan terjadi
”chilling injuri” sedang pada temperatur 20 derajat C jamur cepat membusuk.
2.7.2. Penyimpanan dengan Cara Pengasapan
Hasil
jamur yang dipetik, dicuci dan direbus/dikukus.Setelah di tus (dituntaskan
airnya) jamur tersebut diletakan dalam anyaman bambu/rigen/tampah dan dijemur.
Bila cuaca sudah memungkinkan (terutama senja-malam, pagi hari) bisa dilakukan
pengasapan. Metode pengasapan, sama seperti pengasapan tembakau yaitu dengan
membuat para-para di atas dapur.
Bagi
produksi yang cukup besar pengawetan dengan cara pengasapan sebaiknya dicoba
dengan menggunakan rigen yang diletakkan pada bambu gelondongan yang bisa
digerakan memungkinkan pengasapan berjalan sempurna dan merata. Para-para semuanya
bisa terbuat dari bambu. Bahan bakarnya digunakan kayu, jerami ataupun
rumput-rumputan.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya hasil pengasapan baik, antara lain:
a) Perebusan cukup 15–30 menit dalam air mendidih dan tambahkan
bumbu-bumbu penyedap, misal garam, asam citrat.
b) Peralatan yang digunakan jaga kebersihannya.
c) Pengeringan pada sinar matahari harus cepat jangan sampai
terlambat, agar warna tidak berubah jadi kehitaman.
d) Pengasapan dilakukan, bila cuaca tidak memungkinkan berlangsungnya
proses pengeringan (terutama waktu senja-malam, pagi hari), sehingga jamur akan
terhindar dari bakteri pembusuk.
Hasil
jamur setelah pengasapan dimasukan dalam kantong plastik atau stoples yang
bersih.
2.7.3. Pengeringan
a) Sebelum dikeringkan jamur kuping dibelah memanjang
b) Keringkan di bawah sinar matahari
c) Dilakukan dengan udara panas atau pengeringan dalam oven pada suhu
40 derajat C.
d) Periode waktu yang dibutuhkan 8 jam, jamur kuping akan kehilangan
10% dari berat basah
e) Setelah kering bisa dibuat keripik atau rempeyek.
2.7.4. Pickling (asinan)
Caranya:
cuci jamur kuping selama 5 menit dalam air mendidih, segera tempatkan jamur
tersebut dalam air dingin untuk mendinginkan. Pindahkan ke dalam stoples atau
botol yang bermulut lebar, kemudian tambahkan larutan garam (22% garam),
sedikit cuka, vitamin C atau asam citrat pada jamur kuping untuk membuat warna
segar dari jamur. Tutup wadah yang digunakan (tidak terlalu kuat) dan
pasteurisasi selama satu jam. Dinginkan, kuatkan tutup botol.
2.7.5. Pasta Jamur
Caranya:
keringkan jamur kemudian rendam dalam 40-50% larutan garam selama 10-15 menit,
angkat Jamur kuping kemudian blender hingga berupa pasta. Letakkan di atas kain
batis untuk mentiriskan cairan yang berlebihan. Cairan yang keluar masih dapat
dimanfaatkan sebagai saus jamur. Setelah tiris, masukan pasta ke dalam botol
bermulut lebar, kukus selama 1 jam, jamur siap dipasarkan
saya suka materinya
BalasHapuskalau analisa usahanya gimana boss
semoga menjadi peluang usaha
BalasHapusUsaha jamur kuping sangat menguntungkan..dan pasarnya masih luas..Alhamdulillah kmrin saya panen hampir 5kuintal...masalah nya sekarang ini kualitas bibit..
BalasHapuskesukaan saya ini...trims artikelnya jadi tahu proses budidayanya
BalasHapusBisa beli bibit jamur kuping nggak?
BalasHapusHubungi 082226828286 pak
HapusBibitnya yg jual dimna yah
BalasHapusBibit jamur kuping dan tiram. Hub 08156511087
BalasHapusalamat man
HapusBOS?
Bagi yg minat jamur kuping kering/ bibitnya bisa kontak saya 082226828286
BalasHapus